Nov 23, 2014

Analisis Pengaruh Indikator Makro terhadap Pasar Obligasi: GDP

               Analisis kondisi pasar keuangan dilakukan dengan memperhatikan dan menginterpretasikan perilaku beberapa indikator makro yang dapat berpengaruh terhadap pasar obligasi secara umum termasuk SBSN. Analisis pasar tersebut dapat dilihat pada penjelasan berikut:
 
1. Indonesia Growth Domestic Product (GDP)
             Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Keuangan menetapkan perubahan pada APBN 2014 dimana PDB terkoreksi dari 5,85% menjadi 5,5%. Hal ini dikarenakan kondisi perekonomian Indonesia pada tahun sebelumnya yang sempat mengalami inflasi yang tinggi. Selain itu, kebijakan penurunan subsidi BBM pada bulan Juli 2013 juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, dimana penurunan subsidi BBM berdampak pada melemahnya produktivitas masyarakat akibat meningkatnya harga faktor produksi.
            Meski pemerintah sudah menetapkan APBN-P untuk PDB sebesar 5,5%, namun, realisasi pertumbuhan ekonomi (yoy) pada quartal I pertanggal 31 Maret 2014 adalah sebesar 5,21%. Tingkat pencapaian PDB ini masih lebih rendah dari pada tahun sebelumnya yang mampu bertahan diangaka 5,72%. Angka pertumbuhan Indonesia yang rendah pada kuartal pertama ini menunjukan bahwa tingkat indikator PDB Indonesia belum bekerja maksimal.  Hal tersebut dikarenakan, pada kuartal pertama, tingkat penyerapan masih tergolong rendah. Produktivitas belum meningkat signifikan.
            Namun, nilai PDB sebesar 5,21% tersebut tetap diiringi dengan kenaikan pada tingkat penerbitan obligasi oleh pemerintah. Hal ini disebabkan oleh target pertumbuhan ekonomi yang berada pada ekspektasi lebih tinggi pada tahun bersangkutan (5,5%). Sehingga, pemerintah harus tetap menerbitkan obligasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.
            Kegiatan penerbitan obligasi yang lebih giat ini menyebabkan kenaikan pada penawaran obligasi. Berdasarkan teori ekonomi, naiknya penawaran maka akan menyebabkan turunnya harga, ceteris paribus. Teori ini juga berlaku untuk obligasi, dimana kenaikan penawaran obligasi menyebabkan turunnya harga obligasi di pasar. Sehingga, permintaan investor terhadap yield obligasi menjadi meningkat pula.

No comments:

Post a Comment