Nov 15, 2014

Rindu

meski sebenarnya tulisan ini tidak akan membahas tentang salah satu warna dalam rasa yang disebutkan pada judul, aku akan tetap menggunakannya sebagai penanda tulisan ini.

rindu. bukan karena tulisan ini ditulis saat penulis merasakan sebuah kerinduan, atau didedikasikan kepada seseorang disana yang merasakan hal yang sama. sebuah kerinduan.

judul itu diambil dari sebuah novel luar biasa, karya penulis hebat yang kukagumi. tulisan-tulisannya bak cahaya baru yang membuka cakrawala inspirasi, mendorong para pembacanya menuliskan kisahnya sendiri. atau setidaknya itulah yang aku rasakan.

yah, hari ini 16 November 2014, aku baru selesai membacanya. agak telat memang karena berbagai hal yang menjauhkanku dari kebahagiaanku dulu, membaca buku, menuliskan kisahku dan menyimpannya, untuk kemudian membacanya beberapa waktu setelahnya.

banyak hal yang kudapat dari novel itu. sebuah perjalanan. pelajaran berharga dari sebuah perjalanan tepatnya. sedetik kembali tersadar, apa arti sebuah kehidupan. betapa berharganya sebuah perjalanan. jalan hidup seorang anak adam.

mungkin beberapa waktu lagi aku akan terlupa, terseok-seok dalam carut-marut urusan dunia. tapi aku tau, aku bisa kembali mengenang dengan melihat buku itu. merasakan sebuah perjalanan luar biasa yang seakan aku sendiri turut serta didalamnya. mengukir cerita hidup menuju pemberhentian terakhir perjalanan anak manusia. karnanya aku memilih untuk menuliskannya. mengabadikannya dalam sebuah tulisan agar siapapun membacanya. atau setidaknya aku bisa kembali melihat tulisan ini beberapa waktu kemudian.

tulisan ini bukanlah sebuah cerita, pun karya sastra yang luar biasa. tulisan ini hanyalah sebuah pengingat. pengingat akan kenangan sebuah perjalanan. begitulah tulisan ini bahkan mungkin takkan dikenang. kecuali oleh mereka yang juga terlibat dalam perjalanan itu. mungkin suatu saat, ketika aku tiba dipemberhentian sementara lainnya aku akan kembali teringat dengan tulisan ini. menaburkan benih yang lebih baik, meyuburkan tanah dan menyiraminya. hingga kelak saat aku harus berlabuh dipemberhentian yang sebenarnya. aku bisa memetik buahnya dan termaafkan dengan upayaku memperbaikinya.
Sekian.

https://www.tumblr.com/blog/luludiamond 

No comments:

Post a Comment