Nov 23, 2014

Analisis Pengaruh Indikator Makro terhadap Pasar Obligasi : Indonesian Credit Ratings



Peringkat kredit sangat penting karena mampu memberikan signal tentang probabilitas kegagalan utang dan tingkat keamanan investasi disuatu negara. Per 16 Juli 2012, perusahaan pemeringkat yaitu Moody’s memberikan peringkat Baa3 dengan outlook stabil bagi Indonesia yang artinya kita telah memasuki tingkat investment grade sehingga Indonesia layak dipertimbangkan oleh investor. Tiga perusahaan pemeringkat lainnya yaitu Fitch, JCRA, R&I memberikan peringkat BBB- dengan outlook stabil yang juga masuk pada tingkat investment grade pada tahun 2013. Peringkat terbaru diberikan oleh Standard & poor’s pada April 2014 yang memberikan peringkat BB+ dengan outlook stabil. Penilaian tersebut menjadi satu-satunya peringkat kredit Indonesia yang masuk pada tingkat non-investment grade. Pengumuman peringkat kredit ini akan sangat berpengaruh terhadap para pelaku pasar modal dan pasar obligasi.
Dengan terus membaiknya peringkat kredit Indonesia, pasar obligasi akan semakin berkembang. Hal ini disebabkan oleh pelaku investor yang merasa lebih aman. Peringkat kredit yang tinggi mencerminkan tingkat inflasi yang rendah terkendali, keamanan, kestabilan politik, kemudahan usaha dan tingkat korupsi yang rendah. Secara teoritis, tingkat inflasi yang rendah akan membuat suku bunga tabungan dan kredit dibank juga semakin rendah. Oleh karena itu, dampak dari investment grade secara langsung pada pasar obligasi akan menyebabkan semakin rendahnya tingkat imbal hasil (yield) yang diharapkan dan sebaliknya meningkatkan harga sehingga akan menguntungkan Negara pemilik rating.

No comments:

Post a Comment