1. Unemployment Effect
Gaji dan upah merupakan sumber utama pendapatan rumah tangga.
Semakin banyak pendapatan yang dihasilkan, semakin besar konsumsi dan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Ketika semakin besar konsumsi atas suatu barang dan
komoditas, maka terciptalah lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran.
Ketika roda perekonomian bergerak dan mencapai puncaknya, maka dibutuhkan
pembiayaan yang salah satunya dapat diperoleh melalui obligasi. Efek dari
pertumbuhan ekonomi ini meningkatkan penerbitan obligasi negara, sehingga harga
obligasi menurun, suku bunga meningkat dan permintaan atas obligasipun juga
meningkat.
Jika kondisi sebaliknya berlaku, hanya sedikit tenaga kerja yang
terserap, pengeluaran rumah tangga menurun, maka perekonomian lesu. Roda
perekonomian melambat, penerbitan obligasi menurun, sehingga meningkatkan harga
obligasi dan permintaan atas obligasi negara menurun.
2. US Treasury Bonds
Ketika tingkat suku bunga US Treasury Bonds naik maka akan
lebih menarik investor sehingga membuat permintaan Obligasi Indonesia di pasar
valuta asing menurun. Sebaliknya ketika tingkat suku bunga US Treasury Bonds
menurun maka akan membuat investor beralih ke pasar obligasi di luar Amerika,
salah satunya akan menambah permintaan Obligasi Indonesia yang di terbitkan di
luar negeri.
3. Indonesia Credit Default Swap (CDS) Level
Ketika Credit Default Swap menurun maka membuktikan bahwa
semakin kecil resiko berinvestasi dan sebaliknya semakin tinggi angka CDS
semakin tinggi pula resikonya. Hubungan CDS dengan obligasi adalah berbanding
terbalik. Ketika CDS suatu negara tinggi maka akan menurunkan permintaan
obligasi dikarenakan resikonya yang tinggi, sebaliknya semakin rendah CDS suatu
negara maka akan meningkatkan permintaan obligasinya dikarenakan resikonya yang
rendah.
No comments:
Post a Comment