1. World Indices
Untuk Negara
maju, indeks harga
saham bergerak berlawanan arah dengan harga obligasi pemerintah. Dalam kondisi
resesi, indeks harga saham melemah sehingga harga obligasi menguat yang berarti
imbal hasil (yield) dari obligasi mengalami penuunan.
Namun, di emerging market indeks harga saham dan
harga obligasi pemerintah berkorelasi positif, khususnya bagi investor global
yang melihat kedua instrumen tersebut merupakan kelas aset yang sama
beresikonya.
Untuk
melihat perbandingan antara indeks harga saham dengan harga obligasi
pemerintah, dapat digunakan sample data harga market update
tanggal 11 Juli 2014, dengan kondisi sebagai berikut:
ü
Ketika IHSG tercatat mengalami koreksi
sebesar Rp65, yield SBSN domestic sebagian mengalami kenaikan antara
0.01% - 0.02%, sebagian mengalami penurunan antara 0.01% - 0.02% dan sisasnya
constant, untuk data harian.
ü
Sementara untuk International Government Bond (SUN Global), ketika IHSG menguat
(naik Rp27), yield SUN Global mengalami penurunan antara 0.01% - 0.12%
untuk hampir seluruh serinya yang berarti SUN Global juga mengalami penguatan,
berdasarkan data mingguan.
2. Deposit Rates Effect
Kecenderungan penurunan suku bunga deposito (1M,3M,1Y) sebesar
0,06% dibanding kemarin pada saat inflasi dan BI rate naik, kemungkinan
dikarenakan banyaknya permintaan akan deposito. Dengan adanya penurunan suku
bunga deposito ini, dapat mempengaruhi signifikan positif terhadap peningkatan
obligasi, akibat kenaikan permintaan obligasi. Untuk mudharabah investment
tidak ada pengaruh kenaikan atau penurunan
(cenderung datar) pada imbalan yang diberikan.
Dibanding tahun
lalu, hari ini suku bunga deposito mengalami penurunan walaupun tidak
signifikan nilai penurunannya namun dapat mempengaruhi kenaikan harga obligasi
pada pasar. Sehingga dapat meningkatkan permintaan akan obligasi di pasar.
3. Exchange Rate
Dampak yang ditimbulkan oleh pergerakan kurs valuta asing terhadap
obligasi adalah sebagai berikut:
Apabila Kurs IDR menguat terhadap kurs valuta asing (USD, EUR dsb)
maka penerbit obligasi diuntungkan, karena jumlah yang harus dibayar oleh
penerbit pada saat obligasi jatuh tempo
menjadi lebih sedikit (misal: menerbitkan obligasi asing pada saat kurs IDR
terhadap USD adalah Rp. 11.000 namun pada saat obligasi jatuh tempo IDR
terhadap USD naik menjadi Rp. 10.000) dan sebaliknya ketika Kurs IDR melemah
terhadap kurs valuta asing (USD, EUR dsb) maka penerbit obligasi dirugikan,
karena jumlah yang harus dibayar oleh penerbit
pada saat obligasi jatuh tempo menjadi lebih banyak (misal: menerbitkan
obligasi asing pada saat kurs IDR terhadap USD adalah Rp. 10.000 namun pada
saat obligasi jatuh tempo IDR terhadap USD naik menjadi Rp. 11.000) dan
sebaliknya.
No comments:
Post a Comment