Banyak orang yang merasa bahwa jujur meskipun pahit adalah sebuah kemestian. Tak jarang yang bahkan rela menyakiti keluarga, sahabat, teman atau pasangan untuk berusaha jujur mengatakan hal-hal yang ia tau justru akan menyakiti orang yang mendengar kebenaran tersebut.
Namun sedikit yang sadar bahwa terkadang usaha itu hanyalah untuk membuat dirinya lega dan merasa bahwa dirinya tidak sedang berbohong tanpa memikirkan perasaan orang yang mendengar pengakuan tersebut.
Bagi sebagian orang yang bersembunyi dari rasa sakit dan kecewa pada ketidaktahuan justru akan sangat menakutkan mendengar pengakuan tersebut.
Karena sebagian orang lagi diam bukan karna tak tau tapi berusaha memaafkan tanpa harus menguak luka.
Jujur tentunya adalah sikap yg diharapkan setiap orang. Namun memahami timing justru pada saat tertentu menjadi kunci utama sebuah interaksi. Jika jujur dipaksakan hanya untuk melegakan diri atau bahkan menyakiti dan bukan karna mencari solusi tapi melegakan kesalahan diri. Apakah hal tersebut bisa dikatakan sebuah kejujuran? Wallahu a'lam
No comments:
Post a Comment